Pages

Kamis, 04 April 2013

Kurt Cobain tertarik menjadi muslim

Kurt Cobain tertarik menjadi muslim 

Hari ini sejagat memperingati kematian vokalis grup band beraliran grunge Nirvana yakni Kurt Donald Cobain. Lelaki lahir di Kota Seattle itu sudah meninggal sejak 19 tahun lalu namun hingga kini teka teki atas tewasnya Cobain masih menjadi perdebatan.


Sebuah situs islammovement.org (2008) melansir, salah satu teka teki itu yakni keyakinan Cobain. Dia disinyalir telah tertarik mendalami ajaran Islam namun keinginan ini ditentang oleh sang istri, Courtney Love dan anggota Nirvana lain, Dave Gorhl dan Chris Novoselic. Bahkan bila ini kembali ditanyakan pada mereka, ketiganya tidak bersedia menjawab lantaran Love seorang Illuminati.

Ini terlihat gamblang dalam buku diari Cobain yang akhirnya diterbitkan pada 2002 berjudul Journal. Buku ini akhirnya tidak menampik lelaki lahir pada 20 Februari 1967 itu memang mendalami Islam meski kata-kata Cobain masih banyak penafsiran berbeda.

Klaim Cobain tertarik belajar Islam ini diperkuat kembali oleh situs notbored.org (14/3/2008). Seluruh lagu Nirvana ternyata simbol-simbol Cobain untuk menyampaikan maksud ada di kepalanya. Selain musisi, Cobain ternyata orang yang menarik minat tinggi pada kemanusiaan. Dalam Journal dia menyebutkan soal kamp konsentrasi Auschwitz. Di tempat itu bukan hanya tahanan Yahudi walau mereka mendominasi, tapi juga muslim yang disebut dalam buku The Witness and The Archive (1999) oleh Giorgio Agamben dengan nama Der Muselmann.

Agamben gamblang menceritakan soal Der Muselmann ini dan fakta mengejutkan, Cobain ternyata salah satu keturunan dari tahanan muslim di Auschwitz. Ayah dari Frances Bean ini memang hobi mencari tahu soal masa lalunya. Dia juga seroang punya ketakutan berlebih pada orang asing serta orang lain hingga lebih banyak menyendiri, dan tertutup.

Bisa jadi Cobain telah mengetahui kenyataan ini lantaran beberapa waktu dia kerap menyebut dirinya dan mengganti nama depannya dari Kurt menjadi Kurds.

Kurds dalam literatur luar negeri yakni panggilan suku Kurdi. Suku di Timur Tengah yang tidak memiliki asa-usul jelas namun menyebar di banyak Negara Teluk. Mereka juga banyak dibantai dalam perang Iran-Irak kurun waktu 1980-1988 hingga mendapat cap Kurdi militan, ekstremis, hingga teroris. Ini salah satu membuat Cobain depresi soal identitasnya. Seperti suku Kurdi yang tidak paham harus berada di wilayah mana.

Dalam Journal miliknya dia sempat menuliskan 'pembersihan etnis telah terjadi di kota kecil di Amerika Serikat. Kulit hitam, orang hispanik, telah dibumi hanguskan sebelum mereka mencapai tingkatan tertentu dalam hidupnya. Sayap kanan Republikan bertanggung jawab atas semua kekacauan dan penyakit Aids di kota kami. Logika mereka lebih baik membunuh yang bernafas. Padahal kebebasan berpikir manusia lebih baik dari pada tidak mendapat rangsangan, pertumbuhan sel, kecuali dia ada di kamar penyiksaan'. Di sini dia ingin banyak orang mengerti negara-negara Barat sangat rasial dan kerap membantai minoritas termasuk muslim. Situs notbored.org juga menyebutkan wajah CObain lebih mirip orang-orang dari Yordania atau Libya ketimbang Amerika.

Cobain menyalahkan bangsa Amerika saat itu memilih pemimpin yang salah dan dia mengatakan Negara Adidaya itu akan terbakar habis seusai dalam lagunya berjudul Frances farmer will have her revenge in Seattle. Kata-kata Cobain terbukti dalam beberapa tahun hingga kini Amerika telah mencoreng namanya sendiri dengan penyerbuan ke Irak 2003 dan Kamp Delta di Teluk Guantanamo, Kuba, tempat banyak tahanan politik didominasi muslim mendapat siksaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

kaosaremadistro

Sample Text